Tragedi di Sungai Ana: Remaja MAN 1 Sintang Hilang Terseret Arus Saat Bermain di Pasir Timbul

oleh
Warga sedang beristirahat ketika mencari korban

SINTANG, HK – Keceriaan sore di pasir timbul Sungai Melawi mendadak berubah menjadi kepanikan. Selasa, 29 Juli 2025, sekitar pukul 16.50 WIB, seorang remaja bernama Ali Akbar (16), siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Sintang, hilang terseret arus deras di Desa Sungai Ana, Kecamatan Sintang.

Kejadian bermula ketika Ali bermain bola bersama lima temannya di gundukan pasir yang dalam sepekan terakhir menjadi objek wisata dadakan warga.

Usai bermain, mereka berenang menyeberangi sungai menuju pasir timbul lainnya. Tiga orang berhasil menyeberang dengan selamat. Namun, saat giliran Ali dan seorang temannya, arus bawah permukaan menyeret tubuh remaja itu.

“Korban berada di posisi keempat. Ia terlihat kesulitan di tengah sungai. Temannya yang berenang di belakang sempat mencoba menolong, namun tidak kuat. Akhirnya korban tenggelam,” jelas Kapolsek Sintang Kota, Iptu Heru Woldy.

Ali diketahui tidak bisa berenang. Dugaan sementara, ia nekat menyeberangi sungai tanpa menyadari derasnya arus yang tak terlihat dari permukaan. Salah satu temannya bahkan mengalami kelelahan dan terbaring lemas usai berusaha menyelamatkan Ali.

Sejak sore hingga malam, tim gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, dan warga setempat menyisir lokasi kejadian. Dengan peralatan selam dan kompresor seadanya, pencarian dilakukan hingga pukul 22.05 WIB, namun korban belum ditemukan.

Di pinggir sungai, seorang ibu duduk diam, matanya menatap kosong ke permukaan air yang bergelombang pelan.

Ia adalah ibu dari Ali Akbar, yang sejak awal pencarian tak bergeser sedikit pun dari tempat ia menanti kabar anaknya.

“Jam 5 kurang 10 menit tadi ada anak tenggelam. Kami warga sudah menyelam pakai kompresor, tapi belum ketemu,” ungkap Taufik, Ketua RT 1 Desa Sungai Ana.

Sore yang seharusnya menjadi waktu menikmati senja berubah menjadi duka. Ratusan warga yang awalnya datang bersantai di pasir timbul hanya bisa berdiri terpaku, menyaksikan usaha pencarian yang terus berlangsung di tengah surutnya air Sungai Melawi.

Menjelang malam, sang ibu akhirnya harus ditandu oleh tim SAR untuk dibawa pulang. Namun, dari sorot matanya, secercah harapan masih menyala—harapan agar putranya pulang, diantar oleh keajaiban.

“Kami terus berusaha dan berdoa agar korban segera ditemukan,” pungkas Iptu Heru Woldy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *